Kamis, 12 April 2012

jurnal gempa 11 april


Rabu 11 April,

 15:40 WIB
       Seperti hari-hari biasa, saya sedang jaga di poli gigi dengan seorang perawat. Berhubung tadi thifa menangis jadi saya ajak juga ke puskesmas. Biasanya kalau jam jaga siang ini, pasien tidak banyak. jadi kalau mengajak thifa tidak ribet. Ketika sedang asik-asik cerita, tiba-tiba saya merasakan getaran kecil. lalu mirna, perawat saya berkata  "k' gempa ya.." sesudah itu.. kepanikan pun terjadi. Saya langsung menggendong thifa berlari keluar puskesmas. Terdengar suara-suara staf puskesmas lain yang berteriak memanggil teman-teman yang lain. Staf puskesmas yang kebanyakan ibu-ibu mulai mengkhawatirkan anak-anak mereka dirumah. Getaran gempa masih terasa. Bumi serasa diayun-ayun tapi tidak terlalu keras, gedung puskesmas berderak sedikit. Saya duduk di pinggiran bahu taman puskesmas, sambil memeluk thifa saya terus berzikir..Allohu Akbar..allohu Akbar. Bumi masih terus berguncang.. mungkin ada sekitar hampir 4 menit bumi bergetar. Seketika jalan penuh dengan orang-orang. saya mencoba mengubungi suami yang bekerja di puskesmas kecamatan tetangga. Ada sekitar 5 kali saya mencoba menelfon baru yang ke-6 tersambung
 "abiii...gempa, pulangla abi.. Bunda takut" suara saya terasa bergetar
" iya ndak papa sayang, terus dzikir ya.. abi dah jalan mau berangkat pulang"
Orang-orang di puskesmas sudah pulang semua, sunyi sekali..

 15:55 WIB
Azan sholat Ashar pun berkumandang..
thifa masih terdiam di pelukan.
 " bunda tadi ada gempa, thifa ngantuk.. mau bobok" suaranya mulai terdengar
Saya masih khawatir dengan gempa susulan," thifa bobok dipangku k' lang di ayunan dulu ya, nanti kalo ada gempa lagi rumah kita bisa runtuh thifa bisa luka kalo bobok dikamar. Bunda sholat dulu, minta ama Allah supaya jangan ada gempa lagi..ok sayang bunda"
Dering sms,telfon, dan bbm berbunyi terus-menerus.. tapi saya terlalu panik tuk menjawabnya saat itu. Ditambah bb yang low-bat dan listrik yang dapat dipastikan mati. Saya memerlukan bb ini terus aktiv, sampai setidaknya abi thifa pulang.
Thifa saya dudukkan di ayunan di halaman rumah bersama k’lang si mba nya. Lalu saya bergegas wudhu dan sholat pas di depan pintu keluar rumah. selesai sholat, saya mulai berkemas, memasukkan surat2 penting kedalam tas dan  mengambil koper dan memasukkan beberapa pasang pakaian kami. karena ini bukan kali pertama kami merasakan gempa jadi ini semacam SOP yang harus dilakukan setiap gempa "get ready for the worse scenario = tsunami"

16:20 WIB
"Abi pulaaaaaang....." teriak thifa ketika, melihat mobil kami memasuki pekarangan puskesmas
Ada rasa lega yang luar biasa melihat wajahnya..
" bunda, kita harus pergi sekarang.Gempannya 8,5 SR katanya kita siaga tsunami, diperkirakan tsunami setinggi 6m akan menerjang simeulue"
Lalu kami pun berangkat meninggalkan rumah menuju rumah kk' yang berada di daerah yang lebih tinggi. Dalam perjalanan kami sempatkan melihat laut, tuk melihat debit air laut. Tapi tidak terlihat air surut. walau tanda-tanda tsuanami tidak terlihat, kami masih meneruskan perjalan kami kerumah kk' di daerah suak buluh. Dijalan terlihat semua orang sibuk sekali, jalanan ramai. Orang-orang antri di SPBU dan penjual premium eceran pinggir jalan.dan semua orang terlihat sibuk dengan hp masing-masing. saya baru teringat bahwa saya belum menghubungi ibu saya yang tinggal di tebing-tinggi sumatera utara, beliau pasti sangat khawatir dengan keadaan putri satu-satunya ini. Tapi setelah mencoba berkali-kali tidak bisa juga. Ketika sampai disana sudah berkumpul ibu dan ayah mertua beserta kk' dengan keluarga.

17.50 WIB
Tiba-tiba bumi terasa bergetar lagi, kami beranjak keluar rumah. Rintik gerimis, berjatuhan kebumi tapi tak menghalangi kami berlari keluar. Kali ini getarannya lebih besar dari yang pertama, mobil yang terparkir di halaman terguncang-guncang sampai berbunyi-bunyi. Sambil menggendong thifa,ber-istighfar dan mencengkram erat tangan suami. Kami merasakan getaran semakin kencang dan berlangsung sekitar 3 menit. Listrik masih mati begitu juga dengan bb saya yang sudah tewas juga >_<

18:30 WIB
Suami mengajak saya pulang sebentar kerumah karena ada yang tertinggal, karena insyaAllah kami yakin tsunami tak jadi datang berkunjung. Dalam perjalanan kerumah, terlihat kota agak terasa kosong tapi masih ada orang-orang yang bersliweran. Air di laut juga tak terlihat ada perubahan. Listrik masih mati, sesampai dirumah dan bebenah.. kami kembali ke rumah kk' dan bermalam disini. Peringatan tsunami sudah dicabut.Listrik kembali hidup Alhamdulillah kami dapat tidur nyenyak dan bersiap tuk esok hari

Kamis 13 April 2012

Alhamdulillah, tidak ada terasa gempa susulan. walaupun mungkin ada setidaknya kami tidak merasakannya. Hari ini abi Paan dan bunda Cipi kembali bekerja seperti biasa. Puskesmas terlihat sunyi karena beberapa staf tidak hadir dan pasien juga tidak banyak

nb : Jazakillah khairan katsira buat para sahabat dan handai taulan yang telah mengkhawatirkan dan mendoakan kami. Moga Allah selalu menjaga kita dimanapun kita berada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar