Rabu, 14 Maret 2012

Menjaga kesehatan Gigi anak

         
       Sebagai seorang dokter gigi, saya sangat peduli dengan kesehatan gigi, khususnya gigi anak. Gigi anak (gigi susu) mempunyai struktur gigi yang sedikit berbeda dengan struktur gigi orang dewasa karena mempunyai kandungan organik sedikit lebih banyak. Dengan kata lain gigi susu, lebih 'fragile' dibanding kan dengan gigi orang dewasa.
       Selama saya bertugas sering sekali anak datang dengan keadaan gigi sudah sakit, bahkan disertai bengkak. Kejadian ini kerapkali terjadi  di umur yang masih sangat kecil (sekitar 2 tahun). Bagi saya hal itu miris sekali. Saya yakin setiap orang tua pasti selalu ingin memberi yang terbaik pada anaknya. dan melihat  anak tumbuh dalam keadaan sehat dan bahagia. dan melihat anak kita kesakitan merupakan hal terakhir yang ingin kita lihat. Hal-hal diatas bisa dihindarkan, dengan tindakan-tindakn kecil. Karena pencegahan selalu lebih baik dan murah dibanding pengobatan.

 Beberapa tips yang ingin saya bagi dari pengalaman saya sebagai seorang dokter gigi dan seorang ibu:
1. Biasakanlah membersihkan gigi anak se DINI mungkin
           Artinya disini, bahkan sejak gigi pertamanya muncul. Banyak orang tua yang lalai dengan alasan anak cuma minum ASI, sufor dan MPASI bukan coklat dan teman-temannya. Don't be wrong parents: sufor dan MPasi juga mengandung gula yang sangat disukai oleh kuman 'pemakan' gigi. Selain membersih kan gigi, hal ini menciptakan kebiasaan baik pada anak sejak dini dan orang tua bisa menjadikan momen yang menyenangkan sehingga menambah 'bonding' ikatan ibu dan anak.
             Bagaimana caranya, pada tahap awal (kurang dari 1 tahun) orang tua bisa menggunakan kapas, cotton buds, atau sikat gigi jari. Dan pada masa ini anak belum membutuhkan pasta gigi, cukup air saja agar permukaan gigi bersih dari sisa sufor maupun MPASI. Untuk anak diatas satu tahun sudah bisa coba menggunakan sikat gigi khusus untuk toddler,dan pasta gigi tanpa floride.
2. Ciptakan kebiasaan baik menyikat gigi dalam keluarga
             Untuk mensukseskan program gigi sehat tuk anak , semua anggota keluarga harus terlibat. Ingat anak adalah fotocopy orangtuanya, orangtua menjadi contoh ikutan buat anak. Jika ingin anak termotivasi  orangtua harus memberi contoh menyikat gigi 2 kali sehari pagi dan malam hari. Libatkan anak dalam proses sikat gigi bersama. atau sama-sama sikat gigi di depan cermin sambil menghitung giginya (thifa sangat suka momen ini ^^). Butuh kreatifitas dalam hal ini, tapi saya yakin orangtua pasti mempunyai banyak ide-ide kreatif demi kesehatan si buah hati.
3. Biarkan anak memilih sikat gigi dan odol yang dia inginkan
            Biarkan anak memilih sikat gigi dan odol yang dia inginkan dan motivasi tuk menggunakan. Sikat gigi sebaiknya diganti setiap 3 bulan sekali atau ketika bulu sikat sudah terlihat agak mengembang. Sedang penggunaan odol dianjurkan  hanya sedikit saja, sebesar biji kacang hijau saja. Karena jika terlalu banyak dan tertelan dikhawatirkan florosis atau kelebihan flor yang dapat menyebabkan bercak putih  bahkan enamel hypoplasia (gigi rapuh) pada gigi permanen.
4. Libatkan anak dengan proses sikat gigi
             Pada masa bayi (kurang dari setahun), dimana anak belum memiliki kontrol motorik orang tua memiliki peran terbesar dalam menyikat gigi tapi dengan seiring waktu berikan anak kotrol yang lebih sembari ditemani dan diarahkan. Todler yang sedang ingin melakukan segala hal sendiri pasti senang dengan pencapaiannya. Jangan lupa berikan berikan pujian atas setiap keberhasilanya.
5. Jangan larang anak mengkonsumsi Coklat, Permen dan Es krim
             Menghilangkan coklat, permen dan eskrim dalam kehidupan anak adalah tindakan mustahil. Saya yakin semua orang tua mengangguk setuju. Bahkan saya dapat menambahkan bahwa itu merupakan tindakan kejam....hehehe. Yang dapat kita lakukan menyikapinya.:Pertama, Selalu biasakan anak minum air putih dengan sedikit berkumur setelah menkonsumsi Coklat, permen dan es krim.hal ini bertujuan agar air membawa sisa makanan dan tidak melekat di permukaan gigi. Kedua Pembatasan jumlah dan konsumsi permen,coklat dan es krim. Adakan aturan jika ke supermarket berapa dan apa yang mereka pilih. dan bersikap konsisten tentang hal itu. Saya sedari dulu selalu membiasakan thifa tuk berjanji sebelum pergi ke supermarket tuk memilih satu dari ketiga hal tsb. hanya 1 dan jumlahnya berapa. Misalnya, thifa pingin coklat satuuuu aja bunda. Saya pasti memenuhinya. Awalnya sulit menerapkannya tapi setelah beberapa lama hal ini sudah jadi kebiasaan.
6. Bacakan cerita panutan
              Anak-anak suka dibacakan cerita, dan ini juga bisa kita jadikan cara untuk membentuk kebiasaan baik pada mereka. Thifa sangat suka dengan bukunya yang berjudul ' Ke dokter gigi bersama barney' dan itu bisa dibaca berulang-ulang kali. Dan sesuatu yang dibaca berulangkaliu akan masuk ke alam bawah sadar nya dan membentuk karakternya.
7. Jangan menakuti anak dengan dokter gigi, suntik, cabut gigi, dll
          Menakuti anak dengan dokter gigi, suntik, cabut gigi sama saja dengan menginvestasi kan kesulitan dalam kehidupan anda. Karena jika sampai pada momen mereka membutuhkan tindakan dari dokter, maka anak akan sangat ketakutan. karena semasa hidupnya, orang tua memperkenalkan dokter gigi sebagai seorang monster bukan seseorang yang akan menolongnya.

Selamat mencoba mommys and daddys.....^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar